PERHOTELAN

garis01.gif (11170 bytes)

Sarana penunjang lainnya dalam kegiatan ekonomi, kepariwisataan maupun kegiatan sosial lainnya adalah tersedianya fasilitas pemondokan yaitu hotel dan losmen yang cukup baik. Jumlah hotel/akomodasi di Sulawesi Tenggara tahun 1995 sebanyak 78 buah dengan jumlah kamar 740 buah dan tempat tidur sebanyak 1.302 buah.

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

garis01.gif (11170 bytes)

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DAN PENANAMAN MODAL

Kelancaran kegiatan pemerintah dan pembangunan sangat bergantung tersedianya biaya baik untuk administrasi maupun lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pemerintah daeraha menyediakan dana dari dua sumber yaitu :

Pertama : bersumber dari Anggaran Rutin (penerimaan pajak-pajak daerah, retribusi daerah, penerimaan dari dinas-dinas, bagian laba dari perusahaan daerah, pendapatan dari pemerintah pusat, penerimaan lain-lain, dan urusan kas dan perhitungan).

Kedua : bersumber dari Pendapatan Pembangunan (sisa lebih perhitungan tahun yang lalu, pendapatan dari pemerintah untuk pembangunan daerah Tk. II, pendapatan pembangunan, urusan kas dan perhitungan).

Pada tahun anggaran 1995/1996 realisasi pendapatan daerak Tk. I Sulawesi Tenggara mencapai angka Rp. 86.869,00 Juta, pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan rutin sebesar Rp. 37.482,00 juta dan Rp. 51.189,00 juta adalah pendapatan pembangunan.

Kegiatan penanaman modal di Sulawesi Tenggara baik modal dalam negeri maupun modal asing mempunyai sasaran 5 (lima) sektor yaitu pertanian, kehutanan, pertambangan, industri dan jasa-jasa. Jumlah proyek tahun 1995/1996 yang dibiayai oleh Modal Asing tercatat sebanyak 3 proyek dengan biaya sebesar Rp. 14.972 juta.

PERPAJAKAN

Pajak di Sulawesi Tenggara yang terdiri dari pajak pendapatan daerah, pajak perusahaan dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), terealisir pada tahun anggaran 1995/1996 sebesar Rp. 19.112,001 juta. Penerimaan tersebut terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor sebsar Rp. 1.615,854 juta, Bea Balik Nama (BBN) sebesar Rp. 3.402.971 juta, pajak izin usaha perikanan sebsar Rp. 525,000 juta, Pajak Alat Angkutan di atas Air (PA3) sebesar Rp. 12,460 juta, Pajak BBN-A3 Rp. 17,964 juta, tunggakan pajak sebesar Rp. 59,166 juta, dan denda pajak sebesar Rp. 15.273,878 juta.

ASURANSI

Jumlah pemegang polis pada tahun 1995 tercatat sebanyak 2.123 orang dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp. 9.809,99 juta dan nilai premi sebesar Rp. 1.042,69 juta, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

PERBANKAN

Kegiatan perbankan di Sulawesi Tenggara dalm rangka mempermudah pelayanan kepada masyarakat, dewasa ini sudah semakin meningkat dan semakin meluas hingga ke pelosok pedesaan. Jumlah kantor Bank tahun 1995 Sulawesi Tenggara ada 20 buah, ditingkat pedesaan telah dibangun kantor-kantor BRI Unit Desa dan Pos Pelayanan Desa (PPD) yang tersebar di empat kabupaten.

Dengan semakin meningkatnya fasilitas atau sarana seperti diatas, maka kegiatan perbankan dalam menghimpun untuk disalurkan juga semakin berkembang, terlihat dari jumlah rekening Bank Indonesia Kendari tercatat sebanyak 244.144 buah tahun 1995.

KOPERASI

Kebijaksanaan pemerintah dalam pembinaan koperasi ditujukan agar koperasi menjadi lembaga ekonomi yang kuat dan menjadi wadah utama untuk membina kemampuan usaha golongan ekonomi lemah.

Jumlah koperasi di Sulawesi Tenggara tahun 1995 tercatat sebanyak 737 buah dengan jumlah anggota sebanyak 169.018 orang. Menurut jenisnya, terdiri dari 222 buah adalah KUD dan 515 buah adalah koperasi non KUD.

Sementara penyebarannya menurut kabupaten adalah ; sebanyak 396 buah di Kab. Kendari, 147 buah di Kab. Buton, 94 buah di Kab. Muna dan 100 buah di Kab. Kolaka.

HARGA-HARGA

Perkembangan harga sembilan bahan pokok dan harga barang perdagangan besar di Sulawesi Tenggara masing-masing ibukota Kabupaten tahun 1995 bervariasi. Ibukota Kabupaten Buton naik 7,01 %, Ibukota Kabupaten Muna naik 14,60 %, Ibukota Kabupaten Kendari naik 12,16 %, Ibukota Kabupaten Kolaka naik 14,38 %.

Rata-rata indeks umum harga konsumen di kota Kendari menurut kelompok/sub kelompok barang mengalami peningkatan berfluktuasi.

PENDAPATAN REGIONAL

garis01.gif (11170 bytes)

PERTUMBUHAN PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Tenggara atas dasar harga berlaku pada tahun 1993, pada tahun 1995 sebesar Rp. 1.819.241,50 juta. Bila dibandingkan dengan angka PDB Nasional maka peranan PDRB Sulawesi Tenggara relatif kecil yaitu di bawah 1 %.

Sementara itu, pertumbuhan PDRB Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 1993-1995, atas dasar harga konstan 1993, naik rata-rata sebesar 6,88 % pertahun. Pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional yang mencapai 7,78 % pertahun. Pertumbuhan pertahun tertinggi terjadi pada sektor Industri Pengolahan. Kemudian berturut-turut sektor listrik dan air minum, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel dan rumah makan, sektor keuangan, sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan sektor konstruksi.

STRUKTUR PDRB

Kontribusi masing-masing sektor tahun 1995 menunjukkan bahwa sektor pertanian masih mempunyai peranan tertinggi diikuti sekto jasa-jasa, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan rumah makan, terkecil adalah sektor listrik dan air.

PENDAPATAN PERKAPITA

Pada tahun 1995 Pendapatan perkapita Sulawesi Tenggara mencapai nilai sebesar Rp. 1.158.974,01. Sedangakan nilai pendapatan regional perkapita Sulawesi Tenggara tahun 1995 mencapai nilai sebesar Rp. 1.065.472,45.

 

HALAMAN
UTAMA

MENU SULTRA
DALAM ANGKA

DUKUNGAN
PENGGUNA

garis01.gif (11170 bytes)

Created by Ir. Asrun, M.Eng.Sc dan Rekan
Send e-mail to : Rehab@kendari.wasantara.net.id
Copyright © 1998 Dinas PU Sultra. All rights reserved.
Last Updated : January 01, 1999 21:50